Kamis, 30 Agustus 2012

Keistimewaan Berpuasa Enam Hari di Bulan Syawal


Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin pada bulan Ramadhan kemarin, tentunya memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya yaitu perbuatan-perbuatan sunnah seperti puasa sunnah.

Sebagaimana yang disabdakan RosulullohShollallohu ‘alaihi wa sallam“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …” (Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi).
Puasa dalam hadits ini, merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan, “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhori: 6502)
Puasa Seperti Setahun Penuh
Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Selian itu, dari Tsauban, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallambersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil).
Dilakukan Setelah Iedul Fitri
Puasa Syawal dilakukan setelah dua hari raya Iedul Fitri, dan tidak boleh dilakukan di hari raya Iedul Fithri. Afdolnya (lebih utama), adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Iedul Fitri.
Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di tengah-tangah atau akhir-akhir bulan Syawal, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa Syawal. Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya.
Mendahulukan Puasa Qodho’
Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’.
Sebab, mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahullohberkata dalam Lathiiful Ma’arif“Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa sunnah Syawal”.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar