Kamis, 18 Oktober 2012

Pentingnya Istiqomah dalam Beribadah


Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah keatas Nabi Muhammad, keluarganya shahabatnya dan para pengikutnya yang baik hingga hari kiamat Amma ba'du:

Ikhwati fillah, hidup di zaman yang penuh fitnah dan godaan seperti sekarang ini sangatlah sulit, kecuali mereka yang dirahmati Allah Ta'alaa.
Tidak sedikit kita temukan seseorang yang di pagi harinya beriman, namun sore harinya dia sudah kufur, begitu juga sebaliknya. Orang yang berpegang dengan akidah yang benar saat ini seperti orang yang sedang memegang bara api, sehingga mereka yang istiqomah beribadah dizaman sekarang pahalanya seperti orang yang berhijrah kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagaimana dalam riwayat yang shahih.
Maka dalam masa sulit seperti sekarang ini sangat penting sekali kita menjalaninya dengan ISTIQOMAH sebagaimana diartikan oleh Ibnu Rajab rahimahullah: (Yang dimaksudkan dengan istiqomah dalam keimanan adalah istiqomah dalam amalan anggota badannya, karena amalan anggota badan tidak akan istiqomah kecuali dengan istiqomahnya hati, dan makna istiqomahnya hati: hendaklah hatinya dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, kecintaan dalam mentaati-Nya, benci bermaksiat kepada-Nya) (kitab Jamiul Ulum Wal Hikam).
Jadi istiqomah yang sebenarnya adalah istiqomah dalam tauhid sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:

{ إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا }

Artinya: (Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah.Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita). [QS Al-Ahqaf: 13].
Abu Bakar radhiyallahu anhu menafsirkannya: (istiqomah adalah tidak mensekutukan  Allah dengan suatu apapun, atau tidak menoleh kepada sesembahan selain Allah).
Maka ketika hati telah istiqomah dalam mengenal Allah, takut kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, berkehendak kepada-Nya, raja' kepada-Nya, berdoa kepada-Nya, bertawakkal kepada-Nya, berpaling dari selain-Nya, maka anggota badan seluruhnya akan istiqomah dalam mentaati-Nya, karena hati adalah rajanya anggota badan, sedangkan anggota badan adalah tentaranya, apabila raja telah istiqomah, maka tentara dan rakyatpun akan istiqomah.
Karena kedudukannya yang tinggi dalam islam, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberi nasihat kepada seorang shahabat untuk selalu istiqomah:

عَنْ سُفيانَ بن عبدِ اللهِ - رضي الله عنه - ، قالَ : قُلتُ : يا رَسولَ اللهِ ، قُلْ لي في الإسلام قولاً لا أسألُ عَنْهُ أحداً غَيرَكَ ، قال : (( قُلْ : آمَنْتُ باللهِ ، ثمَّ استقِمْ )) رواهُ مُسلم .

Dari Sufyan bin Abdillah radhiyallahu anhu berkata: Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku satu perkataan dalam Islam yang tidak akan aku tanyakan kepada selain anda, maka beliau bersabda: (Ucapkan: Aku beriman kepada Allah, kemudian Istiqomahlah (berpegang teguhlah) HR Muslim.
Namun istiqomah tidak berarti kita hanya berpegang teguh dengan satu pendapat saja tanpa mempertimbangkan pendapat lain yang mungkin saja benar, karena istiqomah bermakna kita selalu berusaha mengikuti kebenaran, tidak menambah maupun menguranginya.
Hal ini seperti dalam firman Allah Ta'alaa:

{ فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ }

Artinya: (Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan). [QS Huud: 112]
Begitu juga dalam firman-Nya:

{ فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءهُمْ }

Artinya: (Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka) [QS Asy-Syura: 15]
Dalam kedua ayat diatas Allah Ta'alaa Memerintahkan Nabishallallahu alaihi wasallam untuk selalu Istiqomah sebagaimana diperintahkan Allah tidak mengikuti hawa nafsu mereka, tidak keluar dari kebenaran.
Mudah-mudahan Allah Ta'alaa memberikan kita istiqomah dalam akidah dan amal ibadah kita sehingga kita bertemu Allah Azza wa Jalla dalam keadaan husnul khatimah. Amien yarobbal Alamien.
Wallahu A'lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar